Muhammad Firman Nuruddin (TN 26), Lulusan dengan Segudang Pengalaman dan Prestasi

Muhammad Firman Nuruddin (TN 26), Lulusan dengan Segudang Pengalaman dan Prestasi

Sep 05, 2022By admin SMATN

Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah sebuah innovation hub yang mempertemukan orang-orang bertalenta di seluruh Indonesia yang tersebar ke dalam berbagai jurusan di dalamnya. Begitulah kata Muhammad Firman Nuruddin, mahasiswa Oseanografi Institut Teknologi Bandung angkatan 2018 yang telah menuntaskan studinya pada bulan Juli ini. Simak kisahnya, yuk! 

Lahir dan tumbuh di Magelang, Jawa Tengah, hingga di bangku SMA, Firman pertama kali merantau saat menginjakkan kakinya di Kota Bandung. 

Masuk melalui jalur program peminatan SNMPTN, Oseanografi sebetulnya bukanlah pilihan pertamanya, girls. Muhammad Firman Nuruddin nggak punya ekspektasi tertentu terhadap jurusannya ini, tapi ia tahu bahwa dirinya menyukai laut dan biologi. 

Nah, di perkuliahan ini, Firman menyadari bahwa kuliah tidaklah seperti SMA yang hanya mementingkan akademik, tetapi ada daya juang dalam diri setiap mahasiswanya yang nggak kalah penting.

Selama masa kuliah, banyak pengalaman berguna dan nggak terlupakan yang ia lalui. Namun, tiba-tiba pandemi menerjang dan ia pun kehilangan motivasi, hingga performanya di semester 4 menurun. 

Akan tetapi, Firman berhasil bangkit dari semester 4 dan ia pun memulai semester 5 dengan belajar memanfaatkan waktu. 

Di semester ter-chaos ini, katanya, ia harus melewati 5 praktikum dalam 5 hari, yang artinya setiap hari ada praktikum. Sisi positifnya adalah semua dilaksanakan secara online sehingga ia dapat mencoba melakukan beberapa hal lain di luar akademik, salah satunya adalah internship. 

Dalam fase ini, Firman belajar tentang memahami batas diri. Ia berkata, “Jika kita sudah komitmen dan mengetahui konsekuensi dari pilihan kita, sechaos apa pun, semua akan bisa dilalui.” 

Firman memulai internship lebih awal dibanding teman seangkatannya yang umumnya memulai program magang di semester akhir, karena nggak pengin membebani semester akhirnya yang akan digunakannya untuk fokus menyusun skripsi. 

Sebetulnya, strategi yang dilakukannya adalah plotting fokus di setiap semester. Firman memanfaatkan semester 5 dan 6 untuk mengeksplor dunia industri dengan terjun langsung di sana. Lanjut di semester 7 dan 8, ia kembali memfokuskan dirinya di akademik serta mulai menentukan topik hingga menyusun skripsi untuk meraih gelar sarjananya. 

Ia juga menyebutkan bahwa selama semester 3 hingga 6, ia mencoba memahami karakter setiap dosennya sehingga ia bisa mendapatkan dosen pembimbing yang suportif untuk skripsinya.

Pertama kali magang, ia berhasil lolos menjadi Customer Success Team di Ruangguru, di sini ia bertanggung jawab menganalisa perilaku dan mengelola komunitas User Prakerja Program. Lalu, pada magang berikutnya di Esri Indonesia, Firman menjadi Solutions Strategist Intern. Ia belajar tentang remote sensing dan data analysis. 

Kemudian, Firman juga berhasil magang di WWF Indonesia sebagai Eel Research Program Intern untuk mempelajari konservasi dan mengaplikasikan ilmu oseanografinya mengenai marine biodiversity. Dari internship ini, ia belajar banyak tentang mencari fokus dan menentukan pathway karier yang menarik untuk dieksplor.

Mempersiapkan CV yang outstanding sangatlah penting untuk magang, lho. Hal ini nggak bisa didapatkan secara instan, tetapi perlu dimulai dari awal masa perkuliahan. 

Tipsnya? Perbanyak kegiatan nonakademik, seperti volunteer dan lomba yang dapat mengajarkan critical thinking skills. Selain itu, perluaslah connection. Dari berbagai kegiatan tadi, tentunya kita akan mendapat banyak teman yang berasal dari background berbeda-beda. Mereka pasti punya achievement drive dan career-oriented mindset yang tinggi. 

Nah, dari merekam kita dapat mempelajari hal-hal yang tidak diajari di kuliah, seperti cara membuat profil LinkedIn yang ciamik, membuat CV yang baik, bahkan sampai menemukan job portals. 

Firman juga menyebutkan kalau mengikuti kegiatan fellowship ataupun mentorship akan sangat membantu dalam mengasah skills yang diperlukan di dunia kerja, seperti kolaborasi dan project management, girls. Kuncinya adalah self-disciplined, berani untuk mencoba berkali-kali, dan siapkan semua requirements semaksimal mungkin. 

Saat magang, pasti ada momen ketika kamu melakukan kesalahan dan mendapat feedback kurang baik dari user. Namun, nggak perlu berkecil hati, girls. “Ambillah semua itu sebagai poin pembelajaran. Kegagalan di awal tidaklah apa, yang penting kita dapat menemukan turning point dan merefleksi pelajaran apa yang bisa diambil,” ujar Firman. 

Firman percaya bahwa masa kuliah bukanlah waktu untuk memikirkan diri sendiri saja. Makanya, ia juga mengikuti kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat, girls. Tahun 2019, dari 7000 pendaftar, ia berhasil lolos untuk menjadi guru di kegiatan Mengajar Jelajah Nusa di Kalimantan Timur oleh Gerakan Indonesia Mengajar  yang diadakan setiap tahun. 

Baru-baru ini, setelah skripsi, Firman juga mengikuti kegiatan volunteer Bakti Nusantara di Lombok selama 1 minggu. Di sini ia mengajar anak-anak, melaksanakan pramuka, bahkan membangun puskesmas. Orang-orang dengan latar belakang berbeda turut berbakti sosial bersama di daerah gunung di Lombok yang sangat terisolasi. 

Kemiripan yang ia temui di kedua daerah tersebut adalah anak-anak di sana memiliki antusiasme belajar yang tinggi. “Mengikuti kegiatan volunteer seperti ini, kita tidak hanya datang untuk gain something, tetapi juga sacrifice something. Kita juga akan diajarkan kembali tentang arti hidup yang bukan hanya tentang mengejar suatu hal yang bersifat material, tetapi juga adanya daya juang untuk hidup. Kita akan lebih menyadari bahwa Tuhan menciptakan banyak hal yang wajib kita syukuri,” begitulah kata Firman.

Selain aktif di permagangan dan pengabdian masyarakat, Firman juga aktif mengikuti berbagai macam lomba hingga memenangi berbagai penghargaan, lho. Apa saja, ya? 

Ia memenangkan:

• 1st Winner of Esri Young Scholar Award 2021

• 3rd Winner of Most Outstanding Student of ITB 2021

• Best Paper Presenter on International Conference of Fisheries and Marine Sustainability di Universitas Padjajaran, dan

• Runner Up of Global Environment Solution yang dilaksanakan oleh United Nations Environment Programme dengan Tongji University di Shanghai, Cina.

Di event terakhir tersebut, ia berkompetisi dengan 258 universitas di dunia dan dipasangkan dalam tim beranggotakan sepuluh orang mahasiswa dari berbagai negara yang berbeda. Walaupun kompetisi ini dilaksanakan secara online, kolaborasi dan kerja sama tetap berjalan dengan sangat baik. 

Salah satu hal yang paling berkesan menurutnya adalah adanya perbedaan cara pandang tiap negara akan suatu masalah, ditambah lagi dengan adanya language barrier. 

Ia melanjutkan, beruntungnya Indonesia memiliki ‘Bhinneka Tunggal Ika’, berbeda-beda tetapi tetap satu jua. “Hal ini sangat menguntungkan bagi kita sebagai bangsa Indonesia di lingkup internasional karena dengan barrier-barrier yang menjadi tantangan tersebut, seharusnya kita justru dapat menjadi penengahnya,” jelasnya. 

Dari mengikuti lomba ini, Firman belajar untuk betul-betul memahami apa skill yang dimiliki sehingga dapat berkontribusi dan mendelegasikan tugas dengan baik dalam tim. Selain itu, ia juga belajar untuk berkompromi dan menoleransi pendapat antara satu sama lain, serta untuk selalu mempertimbangkan aspek dari pendapat orang lain ketika mencetuskan ide.

Terakhir, Firman juga memberikan pesannya kepada para adik tingkatnya untuk memaksimalkan masa kuliahnya ini, “Ketika ingin mencapai capaian tertentu, dibutuhkan yang namanya proses. Di setiap proses butuh kerja keras, energi, waktu, serta support system. Kita bisa mencapai mimpi apapun yang kita ingin, asalkan kita ada kemauan untuk itu, diiringi dengan usaha dan kemauan belajar yang tinggi.”

Ia juga melanjutkan bahwa memiliki growth mindset itu sangatlah penting agar senantiasa berpikir bahwa kita pasti dapat berkembang dan melewati tantangan-tantangan yang ada dalam hidup. 

Firman mengungkapkan bahwa Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah suatu wadah yang mempertemukan banyak talenta unggul di Indonesia. Akan rugi sekali jika kita tidak memanfaatkan hal itu untuk menjalin relasi dan belajar banyak dari teman-teman. 

“Expand our horizon and network, but always be kind and humble to anyone. Selalu rendah hati dan berbuat baik kepada siapapun akan membuka banyak kesempatan”, begitulah pesan dari Firman kepada para mahasiswa di luar sana.

Dari kisah Muhammad Firman Nuruddin, pasti kamu jadi makin termotivasi untuk menjadi the best version of yourself, kan, girls?

https://www.gadis.co.id/teen-talk/106785/muhammad-firman-nuruddin-lulusan-cemerlang-itb-dengan-segudang-pengalaman-dan

Related post

Top