Live Streaming Wayang Kulit HUT RI 77

Live Streaming Wayang Kulit HUT RI 77

Aug 20, 2022By admin SMATN

Live Streaming Wayang Kulit
Dalam Rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke 77 Republik Indonesia Tahun 2022

Sabtu, 20 Agustus 2022
Mulai 19.00 WIB

Oleh : Ki Adi Sulistyo (Pamong Pengajar Pengasuh) dan Ki Ivan Arya Yudistira (Siswa Kelas XI MIPA 10, Angkatan ke 32), asal SMP ISLAM AL AZHAR 21 SOLO BARU, Sukoharjo

SINOPSIS CERITA PAGELARAN WAYANG KULIT DENGAN LAKON
“SONG-SONG TUNGGUL NEGARA”
(LANDASAN DASAR BERNEGARA)

BABAK I
Cerita bermula dari sebuah kerajaan jin berwujud raksasa menyeramkan. Kerajaan itu adalah Kraton Tawang Gantungan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Gorda Kumara. Dia merupakan raja jin yang bengisdan kejam. Sejak dulu, Prabu Gorda Kumara berniat menghancurkan umat manusia. Dia tak suka jika melihatmanusia hidup rukun dan damai. Para prajuritnya pun, terus berusaha merasuki jiwa manusia agar tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa agar manusia hidup dalam kenistaan dan kehancuran akhlak mulia.

Suatu ketika saat pertemuan dengan para prajurit, Prabu Gorda Kumara mendapatkan laporan bahwa Prabu Kresna dan Arjuna sedang berada di Negara Amarta. Keduanya diketahui bukan manusia biasa, melainkan titisan dari Dewa Wisnu dan Dewa Indra.

Gorda Kumara sangat membenci keduanya, karena mereka selalu menghalanginya untuk menghancurkan umat manusia dan menyebarkan angkara murka.

Dia memerintahkan kepada semua prajuritnya untuk turun ke Negara Amarta dan mengobrak-abrik seluruh rakyat Amarta. Setelah itu, Prabu Gorda Kumara berserta senapati akan mencari keberadaan Prabu Kresna dan Raden Arjuna untuk dibunuh.

Pasukan Tawang Gantungan pun bergegas menuju ke bumi.

BABAK II
Di negara Amarta, sedang terjadi diskusi antara Prabu Puntadewa selaku raja denganBathara Narada selaku utusan dari Bathara Guru untuk mengingatkan agar para Pandhawa selalu menjaga pusaka negaranya yakni JAMUS KALIMASADA. Dalam hal ini, Kalimasada merupakan refleksi dari PANCASILA.

Setelah terjadi diskusi panjang, Bathara Narada pulang ke kahyangan lalu datang Prabu Kresna. Ia bertanya kenapa para Pandhawa bersedih. Ternyata Pandhawa kehilangan Jamus Kalimasada yang merupakan tonggakNegara Amarta. Itu akibat dari orang-orang Amarta telah dirusak jiwa dan akhlaknya oleh prajurit jin dari Prabu Gorda Kumara. Prabu Kresna lalu memerintah agar Pandhawa tetap waspada dan memohon petunjuk Tuhan.

BABAK III
Limbukan (merupakan acara hiburan untuk selingan/ice breaking)

BABAK IV
Di Astina Pura, Raden Sengkuni yang merupakan paman dari Duryudana memerintahkan kepada seluruh Korawa agar bersiap-siap mengepung Negara Amarta. Hal itu dilakukan karena Amarta sedang lemah tak berdaya akibat kehilangan pusaka negaranya. Tak lama kemudian seluruh prajurit Astina masuk ke Amarta.

BABAK V
Di Amarta, prajurit Korawa bertemu dengan anak-anak dari Pandhawa. Mereka berperang satu sama lain. Mereka bertanding sampai kelelahan. Melihat peluang itu, prajurit jin raksasa dari Tawang Gantungan kemudian membantu Korawa untuk memusnahkan anak-anak Pandhawa. Akhirnya anak para Pandhawa kalah. Negara Amarta diambang kehancuran, dan para Pandhawa semakin terpojok.

BABAK VI
Di sebuah padepokan, Raden Arjuna ternyata telah mendapatkan firasat bahwa Negara Amarta sedang dilanda duka. Dengan keilmuan, wawasan kepemimpinan, serta jiwa yang sucinya ia berhasil mendapatkan kembali Jamus Kalimasada atas bimbingan dari Semar. Lalu Arjuna dan Semar bergegas pulang ke Amarta.

BABAK VII
Di perjalanan, ia sudah ditunggu oleh para jin raksasa yang siap menangkapnya. Dari jauh, Prabu Gorda Kumara pun telah siap membunuhnya. Dalam peperangan itu Arjuna kalah. Ia hampir saja terbunuh oleh Prabu Gorda Kumara. Namun atas Arahan Semar, Arjuna diperintahkan untuk menggunakan panah Pasopati dan dilepaskan ke arah mulut dari Prabu Gorda Kumara.

Raja bengis yang sedang tertawa pun tak sadar bahwa arjuna telah membidik. Dengan tarikan jemparing (busur panah) yang kuat, Pasopati melesat ke arah mulut Prabu Gorda Kumara. Seketika Prabu Gorda Kumara tumbang. Lalu Arjuna bergegas pulang ke Amarta.

BABAK VIII
Negara Amarta sedang diadakan pertemuan yang genting, karena negara Amarta sedang gonjang-ganjing (tidak stabil) akibat banyak kekacauan dimana-mana. Tak lama kemudian, Arjuna datang dengan membawa Jamus Kalimasada. Dengan segera pusaka itu diserahkan kepada Yudhistira selaku kakak tertuanya.

Kemudian, pusaka Jamus Kalimasada disimpan kembali oleh Prabu Yudhistira dan mantra dari pusaka itu pun dibaca. Akhirnya, perlahan angkara murka itu pergi dari Negara Amarta. Para jin dari Tawang Gantungan pun meninggalkan Negara Amarta karena takut terbakar oleh mantra dari Jamus Kalimasada. Diakhir cerita, Prabu Kresna mengingatkan kepada semua yang datang bahwa jangan sampai Negara Amartakehilangan pusakanya, karena hal itu sangat berbahaya.

Cerita pun ditutup dengan seluruh orang yang hadir di kerajaan Amarta mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Related post

Top