Kapten I Wayan Pasek (TN 7), Pilot handal dari penyelamatan di Papua dan MotoGP Mandalika

Kapten I Wayan Pasek (TN 7), Pilot handal dari penyelamatan di Papua dan MotoGP Mandalika

Mar 29, 2022By admin SMATN

Jakarta - Namanya Kapten I Wayan Pasek (41). Pilot andal inilah yang mengendalikan kemudi helikopter untuk perekaman video MotoGP Mandalika. Mari berkenalan dengannya.

Cerita hangatnya tak berhenti di situ, ia juga berjasa dalam misi penyelamatan dalam tragedi penembakan teroris KKB terbaru. Peristiwa itu menewaskan delapan orang karyawan PT Palapa Ring Timur Telematika (PTT).

Perjalanan dan pengalaman Kapten Pasek terbilang panjang. Selepas dari Bali, ia melanjutkan sekolah yang mengarah ke keahlian penerbangan di Magelang.

"Saya sekarang bekerja di PT Komala Indonesia sebagai instruktur pilot dan company check pilot dan memang berspesialisasi untuk mengemudikan helikopter," kata dia dalam perbincangan dengan detikTravel melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.

"Tiga tahun lalu pernah di direktorat kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara, Kemenhub sebagai FOA helikopter," dia menambahkan.

Jadi, pada tahun 2002-2012, ia berada di penerbangan Angkatan Darat. Setelah 10 tahun di sana, ia keluar dan mengambil jalan menjadi pilot komersial.

"Tahun 1999 di TNI AU Adisucipto Yogyakarta, terus SMA Taruna Nusantara Magelang. Jadi, memang asal saya dari Bali dan kecil sampai SMP di Bali. Lalu, mengikuti tes Akmil di Magelang," kata dia.

Kapten Pasek lalu menjelaskan tentang misi penyelamatan di Papua. Saat itu, ia kebetulan memang ada proyek Palapa Ring Timur untuk membuat repeater berkode B1-2-3.

"Kita yang mendapat kontrak karena tahu persis lokasi hingga ketinggian. Kasus repeater dirusak KKB adalah proyek tahun 2019 untuk B3 saja," kata dia.

"Lalu Tim Damai Cartensz kerja sama Penerbad pengamanan objek vital memanggil kami untuk perbantuan karena tahu kemampuan helikopter terbang di ketinggian 13.000 ft atau sekitar 3.800 MDPL," dia menjelaskan.

Waktu itu, Kapten Pasek sempat empat kali berputar untuk memastikan tidak ada KKB yang masih di sana dengan senjata. Namun kondisi di sana terbilang menantang karena kabut, datang dan hilang begitu cepat.

"Di ketinggian ini, di atas 10.000 ft power-nya limited. Kerapatan udara menipis dan performa heli perlu perhitungan pas, bahan bakar, nambah satu orang, kita hitung-hitungan," kata dia seraya menjelaskan akan pengaruh minimum power helikopter, kondisi angin hingga temperatur udara yang terbilang begitu rumit.

Selanjutnya, Kapten Pasek menjelaskan soal penerbangan helikopter untuk gelaran MotoGP Mandalika. Jejak langkahnya yang panjang membuat perusahaannya dipilih penyelenggara.

"Setiap ini ada karakteristik sendiri. Filming ada kecepatan khusus, point of view juga, secara tidak langsung kita 20 lap memutari sirkuit tapi agak lebar," kata dia.

"Kalau terlalu cepat perubahan kamera nyentuh bodi. Kita cukupkan 1,5 jam, MotoGP 60-70 menit. Ke Rinjani juga untuk opening," dia menjelaskan.

Saat mengemudikan helikopter untuk MotoGP Mandalika, Kapten Pasek menggunakan AS 350 B3E dari Squirrel.

(msl/fem)

https://travel.detik.com/travel-news/d-6004259/pilot-andal-dari-penyelamatan-di-papua-dan-motogp-mandalika.

Related post

Top