DIBESARKAN di lingkungan keluarga militer, tapi dilarang orong tuanya berkarier di tentara. Padahal ia sangat mengidolakan sang ayah. Namun darah militer Perry Sitompul sangat kuat. Dia tetap masuk Akmil, dan karier di militer kini cemerlang.
Kekhawatiran sang ayah dengan gejolak dan dinamika dunia militer yang terkadang bertentangan dengan hati nurani menjadikan alasan putra semata wayangnya itu dilarang terjun ke dunia militer. Namun nuraninya berkata lain, dia bertekad bulat mengabdikan diri ke TNI.
Lulus SMA, April 1996 dia membulatkan tekad mendaftar ke Akmil. Sebelum ikut Ebtanas SMA, ayahnya dipanggil Sang Pencipta. “Ayah tidak mau saya masuk militer. Padahal saya mengidolakan mendiang sebagai prajurit TNI. Kata ayah kehidupan di tentara itu keras. Banyak yang mestinya tak kamu lakukan, tapi wajib dijalankan. Ayah ingin saya kuliah, terserah mau di dalam atu di luar negeri,” kenang Dandim 0509, Letkol Inf Perry Sitompul.
Dibesarkan dari keluarga ‘bintang’ Kopasus di Kompleks Cijantng, Jakara Timur, membuat Fery kental dengan darah militer. Kendati demikian, putra semata wayang Pieter Sitompul dan Sanur Napitupulu ini tak membuatnya tinggi hati. Perry malah dikenal ramah dan humble termasuk dengan teman sebaya putra dari anah buah ayahnya.
"Ayah dan bapak tua saya telah meniti karier sebagai perwira tinggi di lingkungan TNI. Saya melihat itu suatu tantangan untuk menjadi seorang pribadi yang berguna. Saya melihat di dunia militer dapat mengabdi kepada negara, bangsa dan sesama," ujar suami dari Eva Permata ini.
Ibu Bangga
Cobaan berat dia rasakan saat ayahnya meninggal, dia masuk Akmil. Ibunya pun mempertanyakan keyakinan anak satu-satunya mengikuti jejak mendiang bapaknya. Fery menjawab keraguan ibunya dengan keseriusannya mepersiapakan segala persyatan dan tes menjadi siswa Akmil. Sejak sekolah SMA Taruna Nusantara di Magelang, dia sudah ingin berkarier di militer.
“Tiga tahun kemudian lulus dengan pangkat Letnan Dua. Ibu bangga,” katanya.
Karier Perry tergolong cemerang, Sejak lulus dari Akmil, dia banyak ditugaskan di kesatuan Kostrad hingga dikirim ke Lebanon sebagai pasukan perdamaian PBB. Usai menempuh Pendidikan Lanjutan Perwira, dia masuk ke Mabesad hingga 2016. Perry menangani kerjasama militer internasional. Di bidang inilah dia mendapatkan berbagai pengalaman berharga.
"Sungguh luar biasa saat itu. Sebab tak semua prajurit mendapat kesempatan seperti saya mengunjungi 34 negara," ujarnya. Dari Mabesad, Perry menempuh Sekolah Staf Komando (Sesko) di Australia sekaligus mendapat kesempatan mengambil Master of Military Defence Studies. Kembali ke Indonesia, ditempatkan sebagai Staf Direktur Pendidikan di Sekolah Staf dan Pendidikan di Bandung.
Selanjutnya menjabat Kasmin Pangdam Jaya hingga Agustus 2019 dia menerima tugas dan tanggung jawab sebagai Dandim 509/Kabupaten Bekasi.
Sebagai kawasan industrri terbesar di Asia Tenggara, Kabupaten Bekasi harus merintis kerjasama wisata industri bagi pelajar di tanah air melalui program karyawisata. “Kelak mereka memiliki kesempatan berusaha lalu menciptakan lapangan kerja buat generasi berikutnya dan seterusnya," tutupnya. (lina/iw) https://poskota.co.id/2020/3/20/letkol-inf-perry-sitompul-anak-prajurit-kopassus-yang-dilarang-jadi-tentara