Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Chandra Wahyu Purnomo, M.Eng., D.Eng., IPM., dikukuhkan sebagai Guru Gesar, Selasa (10/10), di Balai Senat Gedung Pusat UGM, usai menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar yang berjudul Transformasi Industri Kimia menuju Pemanfaatan Material secara Berkelanjutan.
Chandra dalam pemaparannya mengatakan industri kimia menjadi penyuplai bahan baku utama pada lebih dari 96 persen produksi produk manufaktur. Bahkan, industri ini ditengarai sebagai penyumbang terhadap krisis iklim, polusi dan limbah plastik yang kini mengancam kesehatan manusia dan kelestarian alam. Tidak hanya itu, sejak tahun 2015 lalu, pertumbuhan permintaan bahan kimia dasar seperti etilena, propilena, metanol, benzena, paraksilena dan klorin sebesar 19,6 juta metrik ton per tahun dengan tingkat pertumbuhan tahunan lebih dari 3 persen.
Ketergantungan pada bahan baku tunggal, teknologi infrastruktur terpusat dan padat modal menurut Chandra harus dihindari untuk meminimalkan ketergantungan teknologi dan dampak negatif yang terkonsentrasi dan kumulatif. Oleh karena itu, produksi masa depan dari industri kimia harus didistribusikan untuk memungkinkan pemakaian bahan baku lokal yang dapat diperbaharui. “Industri kimia sudah saatnya secara signifikan mengurangi penggunaan bahan konvensional seperti minyak bumi sebagai bahan baku dalam produksi bahan kimia, sembari membangun rantai pasok dari bahan baku berkelanjutan dan terbarukan,” katanya.
Chandra menyebutkan, produksi bahan kimia organik dan material turunannya telah mengkonsumsi 450 juta ton karbon setiap tahun yang sebagian besar masih bersumber dari minyak bumi. Ia pun mengusulkan industri kimia menggunakan bahan biomassa terbarukan. “Menggunakan biomassa yang terbarukan sebagai bahan baku untuk memproduksi bahan kimia dalam siklus karbon tertutup dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon dari industri,” tuturnya.
Proses transisi dari industri kimia berbasis fosil ke industri kimia berkelanjutan menurut Chandra memerlukan dukungan kerangka kerja kebijakan dalam mendorong inovasi, investasi dan pengembangan teknologi baru. Menurutnya, pemerintah dan lembaga internasional perlu bekerja sama untuk mengembangkan regulasi yang memfasilitasi perubahan seperti penggunaan biomassa, bahan daur ulang dan bahan baku berkelanjutan lainnya. “Pembatasan terhadap bahan kimia berbahaya dan pemantauan lebih ketat terhadap limbah dan emisi juga perlu diimplementasikan. Peraturan yang ketat bisa mendorong penggantian bahan kimia berbahaya dengan alternatif yang lebih aman,” jelasnya.
Bagi Chandra, pendekatan transformasi sosial bertujuan untuk membentuk pola konsumsi dan produksi yang berdasarkan partisipasi, kebersamaan dan solidaritas yang menekankan pentingnya inovasi sosial dari bawah ke atas dan gerakan konsumen yang emansipatif dalam mengubah sistem produksi dan konsumsi ke arah penciptaan nilai yang lebih regional dan partisipatif
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto
https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-teknik-kimia-ugm-prof-chandra-wahyu-purnomo-dikukuhkan-guru-besar/