SOLO – Pembukaan Festival Kebudayaan Jawa di Ndalem Purwohamijayan, Sabtu (9/10) menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Danrem 074/Warastratama Kolonel Rudy Saladin. Tidak hanya sebagai tamu undangan, Rudy didaulat menjadi peraga busana Jawa.
Pantauan Jawa Pos Radar Solo, di tengah menikmati suguhan tarian tradisional bersama Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa, dua prajurit Keraton Kasunana Surakarta Hadiningrat mendatangi Danrem.
Mereka lalu mengajak Rudy ke belakang panggung. Sekitar 15 menit kemudian, Danrem yang awalnya mengenakan kemeja batik, sudah berganti dengan beskap lengkap dengan topi dodo.
Sekitar 5 menit Rudy mengitari panggung bak peragawan busana. Dia tak sendiri, tapi didampingi Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf Devy Kristiono.
“Ini kali kedua pakai beskap lengkap. Pertama kali tahun 2000, waktu menikah dulu,” ujar Danrem.
Menjadi peragawan busana Jawa, imbuhnya, menjadi pengalaman paling berkesan dalam hidupnya. “Ini pertama kali ya. Biasanya berdiri di depan prajurit, sekarang berdiri di depan penonton. Untung nggak di suruh lenggak-lenggok,” kelakarnya.
Danrem merasa terhormat mendapat kesempatan menjadi bagian dari acara Festival Kebudayaan Jawa 2021. “Harapan saya, di masa-masa pandemi seperti ini, kita tetap berkarya dan melestarikan kebudayaan tradisional,” kata dia.
Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menuturkan, kegiatan tersebut bertujuan lebih mengenalkan budaya tradisional kepada masyarakat, terutama kaum milenial.
“Pemerintah Kota Surakarta memberikan apresiasi terhadap segala kreativitas dan inovasi masyarakat yang berusaha mengembangkan atau nguri-uri budaya. Sekaligus promosi potensi wilayah,” ucapnya.
Dengan adanya festival ini, besar harapan Teguh dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara datang ke Kota Bengawan. “Potensi seni dan budaya Kota Solo yang beragam tidak sekedar menjadi tontonan, melainkan mampu menjadi virus kehidupan masyarakat, terutama generasi muda, anak-anak kita,” beber Teguh.
Pelaksana Festival Kebudayaan Jawa Daryono menyebut, kegiatan tersebut baru kali pertama digelar di Kota Bengawan. Sebagai upaya konkret menciptakan wahana pelestarian atau konservasi nilai-nilai luhur dan keagungan budaya Jawa yang adiluhung.
“Kegiatan ini juga mewujudkan visi Pemerintah Kota Surakarta sebagai Kota Budaya yang modern, tangguh, gesit, kreatif, dan sejahtera. Selain itu, sebagai sarana promosi Kota Solo yang kaya atraksi wisata budaya,” terangnya.
Pada Festival Kebudayaan Jawa yang diselenggarakan Sabtu-Minggu (9-10/10) tersebut terdapat beragam acara. Mulai dari prosesi tata cara peragaan panggih pengantin, tedak siten, tingkeban atau mitoni, procotan.
Dilanjutkan peragaan pakaian adat Jawa dan prajurit keraton, lomba tata rias pengantin adat Jawa, hingga pameran keris, wayang, pakuwon, perabot pengantin, jamu, januran, lamaran, batik, sajen, dan sesajen.
“Pelaku seni budaya praktis dan akademisi seni serta budaya Jawa turut ambil bagian menjadi peserta dalam kegiatan ini. Ada juga sanggar dan komunitas seni budaya, serta tokoh masyarakat Jawa di Kota Solo, Jateng, bahkan Indonesia,” sambung Daryono.
Kepala Bidang Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Is Purwaningsih berharap, kegiatan ini mampu memajukan khasanah budaya daerah dalam menunjang kebudayaan nasional. Untuk mewujudkan masyarakat yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
“Kegiatan ini sebagai momentum mengapresiasi eksistensi dan peran budaya Jawa dalam membentuk kesadaran bangsa. Memberikan kesempatan kepada masyarakat, khususnya tokoh Jawa untuk selalu memberikan suri tauladan kepada generasi muda penerus bangsa,” pungkasnya. (atn/aya/wa)
https://radarsolo.jawapos.com/daerah/solo/10/10/2021/pembukaan-festival-kebudayaan-jawa-danrem-jadi-peraga-busana-jawa