Putra kedua Idham Azis ini adalah siswa kelas 10 SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah. Ia ikut lomba IMCS bersama 129 delegasi pelajar dari berbagai sekolah di Indonesia.
Gelar Grand Champion ini sangat sulit diperoleh karena tidak semua peraih medali emas dan tidak semua negara bisa memperoleh gelar tersebut. Irfan tidak menyangka dan sangat bersyukur bisa meraih gelar Grand Champion.
IMCS tahun ini cukup menantang dan perlu berpikir cepat untuk bisa menyelesaikannya karena waktunya sangat terbatas. Irfan, yang bercita-cita menjadi polisi, terus berlatih untuk mempersiapkan diri mengikuti lomba tersebut.
“Untuk persiapan lomba IMCS, selain mengikuti karantina, saya banyak melakukan latihan soal secara mandiri di asrama di Sekolah Taruna Nusantara. Saya sering mencari soal-soal yang mirip dengan IMCS yang ada di internet sebagai bahan latihan. Hal yang penting untuk sukses dalam matematika adalah usaha dan doa,” kata Irfan, Senin (7/8/2017).
Pada IMCS 2017 ini, tim Indonesia meraih 14 emas, 26 perak, 50 perunggu, dan 38 merit. Tapi hal yang sangat membanggakan di tahun ini adalah seorang siswa Indonesia memperoleh penghargaan Grand Champion, yakni Irfan.
Total ada 129 pelajar Indonesia yang terdiri dari pelajar kelas 3 SD sampai kelas 11 SMA mengikuti IMSC, yang digelar pada 4-7 Agustus 2017, ini. Adapun total peserta pada lomba ini adalah 1.178 oran, yang berasal dari 11 negara, yaitu China, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Filipina, Indonesia, Korea, Thailand, Iran, Vietnam, dan Australia.
Para peserta IMCS dari Indonesia merupakan hasil seleksi dari sekitar 250 ribu siswa yang mengikuti Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) dan para siswa pilihan yang mengikut Math In House Training (MIHT). Lomba IMCS 2017 merupakan tahun ke-10 yang diikuti Indonesia.
Sebelum berangkat ke Singapura, para siswa dibina terlebih dahulu selama 1 minggu di Bogor. Para pembina berasal dari Tim Klinik Pendidikan MIPA. Di sana para siswa tidak hanya belajar matematika, tapi juga belajar bahasa Inggris serta mendapat pembinaan jasmani dan rohani.
Ridwan Hasan Saputra, sebagai Team Leader Indonesia, mengatakan prestasi yang dicapai tim Indonesia tahun ini sangat membanggakan karena perolehan medali melebihi standar yang ditetapkan panitia, khususnya untuk pencapaian medali emas. Apalagi di tahun ini ada siswa Indonesia yang meraih Grand Champion yang patut disyukuri.
“Bagi saya, lomba matematika di luar negeri tujuan utamanya adalah memberikan pengalaman dan wawasan kepada anak-anak agar mereka bisa melihat dunia, banyak anak lain yang lebih pintar dan negara yang lebih maju. Namun tetap rendah hati dan saling menghargai. Sehingga mereka akan lebih semangat lagi belajar supaya Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar. Lomba IMCS ini jadi momentum untuk meningkatkan ibadah para peserta karena selama karantina mereka semakin rajin beribadah. Medali hanyalah bonus,” ujar Ridwan, yang juga Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA.
Sekilas mengenai Irfan, putra Idham Azis ini memang dikenal berprestasi di sekolahnya. Dia bahkan mendapatkan beasiswa dari TN. Putra pertama Idham juga berprestasi. Dia baru saja lulus Akpol 2017 dengan peringkat pertama.
“Iya betul, Irfan itu putranya Pak Kapolda. Dia dapat beasiswa dari TN, tapi diberikan ke siswa yang tidak mampu,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
(mei/rvk) https://news.detik.com