Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mengakui penyebaran Covid-19 memengaruhi kinerja keuangan perusahaan, termasuk pencapaian laba.
Dalam keterbukaan informasi Rabu (20/5/2020), manajemen PTBA menyebutkan perkiraan penurunan laba pada April 2020 akibat Covid kurang dari 25 persen dibandingkan April 2019.
“Pandemi tidak berdampak terhadap kewajiban keuangan jangka pendek dan pengurangan karyawan. Tidak ada. Jumlah karyawan saat ini 2.210 orang,” papar manajemen PTBA.
Adapun, untuk kelangsungan usaha perseroan, PTBA berupaya melakukan efisiensi biaya dan melakukan penetrasi ke pangsa pasar baru yang potensial
Sementara itu, Bukit Asam telah menyerap capital expenditure (capex) sebesar Rp407 miliar pada kuartal I/2020, atau baru sekitar 10,18 persen daripada yang dialokasikan perseroan pada tahun ini.
Direktur Keuangan Bukit Asam Mega Satria mengatakan bahwa perseroan telah menyerap capex sebesar Rp407 miliar dengan rincian sebesar Rp39 miliar untuk investasi rutin dan perbaikan alat maupun spare part dan sebesar Rp368 miliar untuk pengembangan.
“Dari penggunaan dana pengembangan itu, dana paling besar adalah tambahan setoran modal untuk proyek Sumsel 8 yang besarannya kurang lebih US$18 juta atau sekitar Rp250 miliar,” ujar Mega saat paparan kinerja perseroan periode Kuartal I/2020, Senin (4/5/2020).
Untuk diketahui, emiten berkode saham PTBA itu mengalokasikan capex sebesar Rp4 triliun pada tahun ini yang terdiri atas Rp200 miliar untuk investasi rutin dan sisanya Rp3,8 triliun untuk investasi pengembangan.
Kendati demikian, Mega mengatakan tengah mengkaji secara keseluruhan target dan panduan perseroan pada tahun ini, termasuk alokasi capex, di tengah sentimen pandemi Covid-19 yang telah melemahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun global,
Perubahan target dan panduan tersebut akan disampaikan perseroan pada paparan kuartal kedua tahun ini yang akan dilakukan pada Juli mendatang.
Adapun, pada kuartal I/2020 PTBA mencatatkan penurunan 4,02 persen terhadap pendapatan perseroan menjadi sebesar Rp5,12 triliun dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,34 triliun.
Selain itu, perseroan juga membukukan penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 20,57 persen menjadi hanya Rp903,25 miliar daripada posisi kuartal I/2019 sebesar Rp1,14 triliun.
Hal itu seiring dengan kenaikan volume penjualan, volume angkutan batu bara, dan kenaikan biaya jasa penambangan terkait dengan peningkatan kurs dan jarak angkut pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan kuartal I/2019 sehingga beban pokok pendapatan membengkak menjadi Rp3,6 triliun.
Meskipun laba tergerus, Mega memastikan bahwa perseroan masih memiliki kas dan setara kas sebesar Rp7,5 triliun dan liabilitas perseroan cenderung masih dalam kontrol untuk melakukan berbagai rencana ekspansi di tengah pandemi.
Sementara itu, Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin berharap pandemi Covid-19 akan berakhir pada Juli 2020 sehingga perseroan tidak perlu menyesuaikan target tahun ini dan akan menggenjotnya pada paruh kedua tahun ini.
“Namun, jika pandemi berlangsung lebih lama daripada yang diekspektasikan, kami harus mengubah target menjadi lebih realistis karena adanya kemungkinan pelemahan permintaan,” ujar Arviyan.
Di sisi lain, Arviyan mengatakan bahwa semua proyek yang tengah dikembangkan PTBA, termasuk proyek gasifikasi, masih berjalan dengan baik meskipun di tengah pandemi Covid-19. Wabah itu, kata dia, tidak memberikan dampak signifikan terhadap proyek, sehingga proyek masih sesuai dengan timeline. https://market.bisnis.com/read/20200520/192/1243108/ptba-akui-covid-19-berdampak-terhadap-penurunan-laba