Seorang pemimpin, haruslah memiliki visi yang luas dan pemahaman yang mendalam terhadap seluruh keragaman alam, sosial dan budaya, baik dalam entitas kehidupan berbangsa bernegara maupun dalam entitas kemanusiaan di dunia ini.
Disisi lain, secara diametral, radikalisme, ekstremisme dan sikap intoleran biasanya tumbuh dari pemahaman yang sempit terhadap fakta adanya keberagaman di atas. Untuk itulah, keberadaan SMA Taruna Nusantara antara lain menyemai pemahaman yang luas dan mendalam atas adanya “takdir” keberagaman suku, ras, dan agama khususnya di Indonesia.
Minggu Pagi, atas inisiasi dari Kepala SMA Taruna Nusantara dan Pamong-pamong Agama SMA Taruna Nusantara, bertempat di Balairung Pancasila diadakan kegiatan Dialog Lintas Agama dengan tema “Implementasi Moderasi Beragama di SMA Taruna Nusantara”.
Narasumber kegiatan ini adalah Agus Budi Kurniawan, S.Ag. pamong Agama Islam, Nola Tilar Silaban S.Pd.K. pamong Agama Kristen, Tri Wahono, S.Pd. pamong Agama Hindu, dan Donatus Henry Wijaya.S.Fil. Pamong Agama Katolik.
Moderasi beragama merupakan proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem atau berlebih-lebihan saat mengimplementasikannya.
Dalam lingkup SMA Taruna Nusantara moderasi beragama selalu diajarkan dan dibiasakan untuk merawat kebersamaan dan toleransi. Dengan siswa yang punya latar belakang Agama heterogen, penekanan Moderasi beragama diperlukan karena sikap ekstrem dalam beragama tidak sesuai dengan esensi ajaran agama itu sendiri.
Perilaku ekstrem atas nama agama juga sering mengakibatkan lahirnya konflik, rasa benci dan intoleransi. Paradoks dengan esensi agama yang seharusnya teduh, damai dan menenteramkan.
Dialog lintas agama yang dimoderatori oleh Sigit Purwanto, S.Pd.I., M.Pd. dan diikuti oleh seluruh Siswa SMA TN ini berlangsung sangat edukatif dan konstruktif.