“Mendidik itu harus dengan hati. Dan mendidik dengan hati itu harus dapat diwujudkan melalui pendekatan yang beragam (multiple approach of education) yang menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, yang memungkinkan semua siswa merasa dihargai dan terlibat dalam proses pembelajaran,” demikian dikatakan Kepala SMA Taruna Nusantara, Mayjen TNI (Purn.) Tono Suratman dalam sebuah perbincangan dengan para Pamong SMA Taruna Nusantara.
“Sebagai pendidik, para Guru atau Pamong haruslah memahami secara mendalam psikologi setiap peserta didiknya. Untuk itu setiap pendidik harus rajin meng”update” diri melalui bacaan referensi terutama buku-buku yang berkaitan dengan psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan,” lanjutnya.
“Dan kemampuan multitasking para pendidik dalam mengelola para peserta didiknya sangatlah penting,” tegasnya lagi.
Pendekatan yang beragam seperti itulah yang sering dilakukan oleh Kepala SMA Taruna Nusantara bersama para Pamong Pendidik kepada para Siswa SMA Taruna Nusantara, seperti nampak pada foto-foto di atas.
Hadir dan menemani “bukber” dengan siswa-siswa yang mendapat tugas khusus mengikuti OSK/OSN dan juga selalu hadir pada setiap kegiatan siswa termasuk merayakan ulang tahun semua siswa yang lahir pada bulan tertentu di RKB SMA TN misalnya, adalah wujud dari multitasking seorang pendidik.
Pendekatan dan metode pendidikan yang komprehensif seperti dilakukan oleh Kepala SMA Taruna Nusantara ini mendapat pijakan teoritis antara lain dari Howard Gardner (seorang psikolog dan pendidik) dalam salah satu bukunya “Multiple Intelligences: New Horizons in Theory and Practice (2006)”.
Selain itu juga buku “101 Kesalahan Guru dalam Pembelajaran”, 2022, tulisan Erwin Widiasmoro, S.Pd. dan buku “Model Pembelajaran Inovatif”, 2022 tulisan Apri Damai dkk.
Dua di antara sekian banyak buku yang dibagikan kepada dan wajib dibaca oleh seluruh Pamong Pendidik SMA Taruna Nusantara.
#multitaskingteacher #tarunanusantara #pendidik #multipleintelligences