Nasihat Menteri Siti ke Siswa Taruna Nusantara: Jadilah Pribadi Jujur!

Jakarta – Di tengah kesibukannya sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK), Siti Nurbaya Bakar menyempatkan waktu menerima tiga siswa dari Taruna Nusantara. Mantan Sekjen Depdagri ini bercerita bahwa didikan sang Ibu telah membentuknya menjadi pribadi dengan mental pekerja keras, tanggungjawab dan penuh disiplin. 

Ketiga siswa ini bernama Andira Mega L, Andi Adhyaksa dan Muhammad Daffa Nur. Pertemuan digelar di ruang kerja Menteri Siti di lantai 4 Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Rabu (20/12/2017). 

Mereka sangat antusias bertanya tentang kisah hidup Siti Nurbaya, hingga dipercaya sebagai Menteri kabinet kerja Jokowi-JK periode 2014-2019.

Siti mengungkapkan saat kecil, ia pernah menumpahkan tinta pena milik ibunda. Namun, ia tak berani memberitahunya pada sang Ibu.

“Saya bertanggungjawab dengan mengumpulkan uang jajan untuk mengganti tinta itu,” kisah alumni IPB ini.

Siti merasa sangat terpukul ketika Ibunya meninggal dunia, sesaat jelang ia masuk ke Perguruan Tinggi. Namun berkat semangat yang diajarkan sedari kecil, ia berhasil menamatkan pendidikan dan meneruskan pendidikan di International Institute for Aerospace Survey and Earth Science (ITC), Enschede, Belanda, serta S3 IPB dengan Siegen University, Jerman.

Dalam dunia birokrasi, kiprah Siti dimulai dari jenjang karir paling bawah, hingga menduduki beberapa posisi strategis. Sebagai PNS, ia terakhir menjabat sebagai Sekjen DPD RI. 

“Motto hidup yang terpenting itu adalah kejujuran. Pintar itu penting, tapi mengedepankan kejujuran jauh lebih penting,” tegasnya.

Ketiga siswa Taruna Nusantara juga sempat menanyakan pandangan Siti Nurbaya, perihal kebijakan-kebijakan KLHK yang terkadang banyak mendapatkan penolakan.

Nasihat Menteri Siti ke Siswa Taruna Nusantara: Jadilah Pribadi Jujur!Foto: Dok KLHK

 

Menurutnya penolakan yang terjadi itu wajar, karena setiap kebijakan tentu bersinggungan dengan banyak kepentingan. Contohnya saja di KLHK, saat diterapkan kebijakan yang belum pernah ada sebelumnya, atau lebih tegas dari sebelumnya, maka ada saja pihak-pihak yang merasa terganggu.

“Yang penting pemerintah posisinya harus selalu objektif, tidak boleh berpihak. Karena pemerintah adalah simpul dari segala negosiasi antar pihak berkepentingan,” ungkap Siti.

“Peran pemerintah itu tidak boleh lalai. Kuncinya adalah komunikasi, sehingga kebijakan yang dihasilkan bisa diterima dan ditaati semuanya demi kebaikan bersama,” tambahnya.

Diakhir pertemuan, Siti kembali mengingatkan agar para siswa belajar bersungguh-sungguh, dan mempertahankan sikap disiplin.

“Jadilah pribadi yang jujur. Karena kejujuran itu modal terpenting dalam hidup kita,” nasehatnya. 
(ega/nwy) https://news.detik.com/

Scroll to Top