Kasat Narkoba Polrestro Jakbar, AKBP Ronaldo Maradona Siregar (TN 7) berikrar jadi polisi berantas kejahatan

Kasat Narkoba Polrestro Jakbar, AKBP Ronaldo Maradona Siregar (TN 7) berikrar jadi polisi berantas kejahatan

Feb 01, 2021By admin SMATN

JAKARTA - Kasat Narkoba Polrestro Jakarta Barat , AKBP Ronaldo Maradona Siregar rupanya pernah mengalami menjadi korban kejahatan saat masih muda. Kejadian inilah yang membuatnya berikrar untuk menjadi polisi guna memberantas kejahatan.

Ronaldo menceritakan, saat masih tinggal bersama sang orang tua di Perumnas, Bogor, Jawa Barat, periode 90-an, mobil Carry Futura milik orang tuanya dibawa kabur pencuri.“Bahkan ibu saya sampai jatuh karena shock,” kata Ronaldo Maradona Siregar mengenang masa lalunya, Selasa (26/1/2021).

Bagi keluarga Ronaldo, mobil itu sangat berarti. Selain dihasilkan dari tabungan keras sang ayah yang bekerja sebagai PNS golongan rendahan di Jakarta. Keluarga kecil itu bergantung pada mobil. Saat pulang kerja menjelang magrib, sang Ayah terpaksa menyambi sebagai sopir taksi gelap Bogor-Cianjur.

Sang ayah kemudian pulang sehabis tengah malam dan kembali berangkat ke Jakarta sebelum matahari terbit. “Jadi betapa pentingnya mobil itu menjadi penopang ekonomi kami,” kata Ronaldo mengenang ayahnya pekerja keras.

Kecewa, marah, dan dendam bercampur aduk dalam dirinya. Di hari hilangnya mobil, Ronaldo akhirnya mengikrarkan diri menjadi polisi. Cerita tentang detektif yang kerap memberantas kejahatan menjadi alasannya menjadi polisi.

Melewatkan sedikit masa senangnya saat remaja, Ronaldo menyiapkan fisik dan mentalnya hingga akhirnya masuk ke SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. Dia kemudian masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus 2003 dengan rangking tiga mengalahkan ratusan taruna lainnya.

Ditempatkan di Polda Metro Jaya sebagai Danton Dalmas, tahun 2005, Ronaldo kemudian dimutasikan ke Polres Bekasi yang kala itu baru dibuat. Kantornya pun kala itu masih menumpang di Gedung Koni. Dua pekan menjabat Kanit Resmob Satreskrim Polres Bekasi, Ronaldo mulai beraksi, satu persatu pelaku pencuri mobil dia tangkap. Selama itu, 10 mobil curian berhasil diungkap olehnya.

Cerita keberhasilan itu dia sampaikan kepada ibunya melalui saluran telepon. Bangga bercampur senang diungkap olehnya saat menelpon ibunya.“Mak, aku ungkap mobil mobil bodong,” ungkap Ronaldo.

Prestasi yang moncer membuatnya kemudian ditempatkan di Satgas Bom (cikal bakal Densus 88) bentukan Goris Mere. Dia kemudian dilatih di BNN selama sebulan. Di BNN, naluri intelejennya muncul. Berkat keuletan dan kesabarannya, pabrik narkoba terbesar kedua dunia di Cikande, Rangkasbitung, Banten terbongkar.

Dia juga kemudian terlibat saat BNN membongkar pabrik narkoba di Batu, Malang, Jawa Timur. Sempat ditempatkan di Polres Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan sebagai Kasat Reskrim, Ronaldo kemudian dipercaya sebagai Kabag Op di Polres yang sama.

Tahun 2015, oleh Mabes Polri dia diperbantukan menjadi staf ahli Menteri Politik Hukum dan Ham, Luhut Binsar Panjaitan. Bekerja bersama dua tahun di bawah Luhut, Ronaldo banyak belajar. Loyalitas, kepemimpinan, hingga cinta keluarga banyak didapat saat menjadi tenaga ahli Luhut. Termasuk saat Presiden mereshufflenya Luhut menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.

“Ada banyak hal yang saya pelajari dari Pak Luhut,” kata Ronaldo. Dia kemudian mengenang saat mendapatkan tugas mengawal Luhut ke Kanada. Baru sampai di sana, dia kemudian diminta pulang ke Indonesia setelah Luhut mengetahui ayah Ronaldo masuk ICU.

“Bagi saya jarang atasan melakukan itu,” kata Ronaldo mengenang kepemimpinan dan loyalitas Luhut. Kini sejak Februari 2020 Ronaldo dipercaya menjadi Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat. Dendamnya terhadap pelaku kejahatan masih belum usai, harapannya menjadi Indonesia bebas narkoba dan memberikan rasa aman bagi warga menjadi misi selanjutnya.
 
https://metro.sindonews.com/read/314912/170/alami-kejahatan-saat-muda-ronaldo-dendam-memberantas-penjahat-1611673290?showpage=all

Related post

Top