Cerita Kapolda Jateng Ketika Diwawancarai Siswa SMA Taruna Nusantara

Cerita Kapolda Jateng Ketika Diwawancarai Siswa SMA Taruna Nusantara

Jan 02, 2019By admin SMATN

Tandaseru – Generasi muda harus bisa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap eksis. Salah satunya dengan menumbuhkan dan menjaga sikap toleransi di antara berbagai keberagaman yang ada.

 

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono mengatakan hal tersebut saat menerima enam siswa-siswi SMA Taruna Nusantara mereka di ruang kerjanya yang melakukan wawancara dengan Kapolda.Suasana wawancara berlangsung hangat dan akrab.

Keenam siswa/siswi SMA Taruna itu, yakni Evan Rizky Wirawan, Tan Maria Putri Aryani, Eleonora Elna Inamorata, Benedicta Chrestella Haryono, Mohammad Fathan Islamika dan Natasya Mustikarani Zahro, pada Rabu (19/12).

 

“Indonesia itu punya 714 suku, ada berbagai bahasa, budaya, agama, dengan wilayah yang luas. Keberagaman harus dirawat. Kalau persatuan dan kesatuan tidak dijaga, Indonesia bisa terpecah belah. Anak generasi muda itu harus jaga keberagaman,” kata Condro Kirono.

 

Dia menekankan pentingnya menjaga keberagaman karena dewasa ini kerap terjadi konflik-konflik horizontal yang salah satu sebabnya yaitu tidak menghormati perbedaan. Tantangan ini juga ada di Jawa Tengah.

“Tantangan jadi Kapolda Jateng itu menciptakan wilayah yang kondusif, ancaman di Jawa Tengah salah satunya masalah terorisme, juga intoleransi juga bisa timbulkan konflik baik interagama maupun antaragama,” kata Kapolda.

 

Jendral Polisi 2 bintang itu mengatakan di wilayah yang dipimpinnya yakni di Jawa Tengah memang masih ada kelompok-kelompok intoleran dengan jumlah cukup tinggi. Ini bisa jadi inkubasi terorisme. Misalnya jika lambat laun terus terpapar paham-paham radikal.

“Kalau radikal pada kepercayaan dia silakan, tapi jangan sampai ekstrim memaksakan ke orang lain. kalau nggak ngikuti dibom dan sebagainya, itu nggak boleh. Di Jateng dinamikanya seperti itu,” lanjutnya.

Tantangan ini, sebut Condro, harus cermat dilihat polisi, terutama dirinya sebagai Kapolda Jateng. Jika sudah mulai terjadi gesekan-gesekan di lapangan, pihaknya harus bisa melakukan mediasi. Memang tidak serta merta selesai, tapi perlu proses.

Dia menambahkan polisi juga penting untuk melihat budaya di masing-masing wilayah. Agar nantinya bisa menemukan langkah atau solusi tepat atas persoalan yang terjadi di masyarakat.

“Pendekatan di Papua, Jawa, Kalimantan itu berbeda-beda. Nah problem-problem (yang terjadi di masyarakat) itu bisa diatasi kalau kita sering silaturahmi, tahu budaya mereka di masing-masing wilayah,” sambungnya.

Selain itu, penegakan hukum juga harus dilakukan dengan benar dan adil. Pelanggaran hukum harus ditindak namun sesuai dengan jenis kasusnya. Condro mengatakan jika ada kasus yang kecil, seperti pencurian sandal atau ada kasus yang pelakunya sudah tua, itu bisa diselesaikan di tingkat masyarakat tidak perlu sampai ke pengadilan.

Related post

Top