Irwansyah, Anggota DPRD Kudus Termuda
Semua Sudah Digariskan oleh Allah SWT
Zaman sudah berubah. Sudah tidak adalagi batasan. Semua orang bisa mengakses apapun dan berinteraksi dengan siapapun. Kapanpun dan dimanapun. Eksekutif dan legislatif harus tahu betul kondisi itu. Demi terciptanya Kota Kudus yang lebih baik.
GALIH ERLAMBANG W, Radar Kudus, Kudus
IRWANSYAH atau sering disapa Irwan punya jalan panjang masuk dan menyelami dunia perpolitikan. Darah keluarga pria berkacamata ini tidak dituruni darah politik. Ayah pria kelahiran Kudus, 19 Januari 1994 memiliki kesukaan bercocok tanam. Sangat jauh dari apa yang Irwan dapatkan sekarang. Yakni menjadi anggota DPRD Kabupaten Kudus termuda periode 2019-2024. Dengan raihan 9.068 suara.
”Tidak tiba- tiba saya ingin masuk ke politik tanpa alasan yang jelas. Ini banyak dipengaruhi dari pendidikan yang saya tempuh dulu,” jelasnya.
Suntikan ilmu yang berpengaruh ia dapatkan sejak duduk di bangku SMA. Irwan merupakan alumni SMA Taruna Nusantara Magelang. Di sana dia digembleng dan dibentuk pendidikan karakternya. Dirinya dituntut berkomitmen memberikan karya terbaik ketika sudah lulus. Karya itu dituangkan melalui profesinya dan tempat ia berpijak, hingga belahan bumi manapun. Menurutnya dengan pendikan karakter yang baik akan menghasilkan SDM yang baik. Sehingga di manapun orang sudah baik karakternya akan mampu memberikan karya terbaiknya kepada masyarakat.
”Pendidikan karakter di sana diajarkan asah, asih, dan asuh. Sehingga dampaknya kami tidak apatis dengan lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Karya terbaik Irwan sudah dituangkan melalui bentuk pelayanan dan memberikan manfaat Rumah Sakit Kumalasiswi Mijen Kudus. Manfaat itu bisa dipetik di lingkungan sekitar dan masyarakat Kudus lainnya. Di sekitaran rumah sakit suasana perekonomomiannya terasa lebih hidup. Lantaran munculnya usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM). Serta mampu mencipatkan lapangan kerja. Selain itu pelayanan kesehatan juga terpenuhi secara baik dan berkualitas.
Pria lululsan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, jurusan ekonomi ini, merupakan anggota DPRD Kudus yang diusung oleh Partai Golkar. Dulunya dia pernah menjabat sebagai manager keuangan di Rumah Sakit Kumalasiwi Mijen Kudus. Tetapi ia memutuskan resign dari pekerjaannya. Langkah itu diambil sebelum dia dilantik sebagai anggota dewan hari ini (Rabu, Red). Irwan akan fokus memperjuangan hak-hak rakyat di kursi parlemen.
”Terjun di dunia politik bukan perkara lama menjabat. Namun seberapa besar manfaat yang saya berikan kepada masyarakat,” tegas Irwan.
Sebelum menjabat, Irwan sudah mempelajari regulasi-regulasi perihal tupoksi anggota dewan. Agar nantiya dirinya tak melewati batasan peraturan yang telah ditentukan. Pria berambut klimis ini tak mematok jam belajarnya. Tidak ada batasan waktu dan tempat untuk mempelajari hal baru. Irwan begitu fleksibel. Ia menerapkan skala prioritas saat membagi waktu bekerja dan belajar terkait regulasi anggota dewan. Tidak hanya belajar lewat tekstual saja. Dirinya yang mengidolakan sosok Nabi Muhammad SAW ini, belajar kepada siapapun. Ia selalu menjadikan setiap orang itu guru. Setiap tempat yang dia pijak adalah sekolah. Serta menjadikan semua buku ilmu.
Ada beberapa program yang disusun anggota DPRD asal partai berlogo pohon beringin itu. Ia akan melaporkan capaian kinerjanya kepada masyarakat setiap enam bulan sekali. Hal itu merupakan bentuk transparansi Irwan kepada masyarakat. Lalu dia berkeinginan mengusulkan Perda tranportasi masal yang terintegrasi. Ia akan menata transportasi yang terhubung dari desa hingga ke kota. Tanpa menghilangkan angkutan yang sudah ada. Dengan mengatur transportasi secara tertib, pola pengembangan infrastruktur akan terbentuk. Dari jalan, trotoar, dan taman akan saling berkaitan satu sama lain.
”Kesuksekan dari transportasi masal salah satu indikatornya bisa diukur rajin tidaknya kami jalan kaki dari rumah ke halte. Sehingga layanan publik antara lain seperti taman bisa dinikmati. Interaksi sesama masyarakat juga muncul dan bonusnya badan sehat,” katanya.
Irwan juga mencanangkan program balai desa bisa diaktifkan sebagai work space yang nyaman. Dengan diberikan koneksi internet yang berkecepatan tinggi. Dia berharapa desa arahnya bisa mempunyai pusat data tentang aktivitas desa. Sehingga pola dan potensi perekonomian di desa tersebut akan mudah diakses. Pasalnya desa merupakan pintu masuk pertama investor.
Irwan juga ingin membuat regulasi internet bisa masuk RT dengan gratis. Hal itu memunculkan gagasan satu RT satu wifi. Dengan demikian setiap masyarakat di kampung bisa mengakses dunia tanpa batasan tersebut. Dalam penerapannya pemerintah bisa memberi batasan konten apa saja yang diakses. Sehingga konten yang sifatnya negatif bisa dibatasi agar tidak diakses masyarakat. Nantinya diharapkan pula peran aktif orangtua dalam membimbing anaknya mengakses internet.
“Semua harus digodok Perdanya. Agar saat pelaksanaan tidak tumpang tindih dengan yang sudah ada. Serta niat baik bisa diteruskan siapapun yang menjabat nantinya. Ini salah satu alasan kenapa saya fokus ke penyelesaian Perda terlebih dahulu lima tahun ini,” katanya.
Di sektor kesehatan, Irwan akan berfokus pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ia mengimbau masyarakat yang belum mendaftar program tersebut untuk segera mendaftar. Sementara yang sudah mendaftar membayar iurannya jangan sampai terlambat. Pasalnya konsep JKN bersifat gotong royong. Apabila tidak mampu, dia memastikan anggaran daerah mampu mensubsidi untuk meningkatkan kepesertaan lewat penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah. Irwan beranggapan JKN itu penting. Pasalnya itu pokok dasar dari kesehatan.
Selain mendukung JKN, Irwan juga mendukung gerakan masyarakat sehat (Germas). Sesuai Inpres No 1 Tahun 2017. Dia berkeinginan membudayakan hidup sehat di masyarakat. Dengan satu hari 30 menit berolahraga.
Irwan menargetkan tak muluk-muluk di sektor pendidikan. Dirinya berjanji akan meningkatkan alokasi dana gaji guru Madin. Kontribusi guru Madin di masyarakat menurutnya sangat luar biasa. Lantaran menjadi ujung tombak pembelajaran baca tulis Alquran kepada anak-anak. Nantinya bisa ditingkatkan kembali kepersertaannya.
”Tentunya agar ketujuh poin itu berjalan dengan baik diperlukan kerjasama antara legislatif,eksekutif dan semua masyarakat Kudus,” tegasnya.
Duduk di kursi dewan Irwan lebih mengutamakan apa yang dibutuhkan rakyat. Ia akan melepas kepentingan Parpol yang mengungsungnya. Serta menanggalkan kepetingan pribadinya. Pria berumur 25 tahun ini selalu berpedoman, sebaik baiknya manusia adalah manusia yang panjang umurnya dan banyak manfaatnya sehingga kehidupan manusia akan membawa keberkahan. ”Biar masyarakat sendiri yang menilai. Sebab politik tidak dibuktikan lewat kata- kata. Namun aksi nyata,” jelasnya. (*)