Sekelumit Kata-Kata Yang Tersisa Dari Bakti Nusantara 2018

Pada suatu malam di bulan Juni 2018, saya mendapatkan pesan WA dari seseorang yang mengaku sebagai Teguh yang katanya dokter bedah yang bekerja di Kefamenanu. Duh, tipu-tipu jualan apa lagi ini?? Eh, ternyata beliau adalah adik TN (SMA Taruna Nusantara) angkatan X (sepuluh) yang menjelaskan bahwa tahun ini akan diadakan acara Bakti Nusantara (BN) di Serang dan Pandeglang, berikut rencana kegiatannya.? Di akhir pesan yang terbilang cukup panjang itu, ia pun mengajak saya untuk ikut serta.

Ingatan saya kembali ke dua tahun yang lalu, ketika BN berlangsung di Desa Aik Mual, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan sejenis bakti sosial yang diadakan alumni TN ini pada waktu itu adalah pengobatan massal dan renovasi SD. Jujur, dua tahun yang lalu, sebenarnya saya cuma nebeng, karena saya pas lagi ada di Lombok untuk ikutan Lombok Marathon. Jadi setelah saya beramai-ramai naik truk hujan-hujanan ke lokasi yang perjalanannya sangat memicu adrenaline (hingga urban legend terkait kehebatan GAR Prawisanthi TN VIII tercipta ?), saya sekedar nemplok kayak lalat dari satu pos ke pos lain sebagai penggembira. Gak ngapa-ngapain, tapi paling semangat kalo diajak foto-foto. Kalo diingat lagi, saya jadi pengen nutup muka saking malunya karena gak ada kontribusinya.?

Makanya ketika diajak ikut BN tahun ini, saya sempat was-was. “Aduh, saya bisa bantuin apa, Teguh?”. Saya gak pede karena udah lama gak ngobatin pasien. “Apa aja bang, semampunya”, jawabnya. Tapi tetep deg-degan-nya gak hilang. Berbekal video BN di NTT tahun lalu yang rasanya sanggup menitikkan air mata (tapi buru-buru dilap, malu kalo ketahuan tampang Rambo hati Rinto ?), takluk juga saya dengan bujukannya. “Penyuluhan kesmas aja ya, yang gak ngobatin”, kata saya. “Siap, bang!”. Ditambah, satu per satu orang udah capek-capek di-WA-in, masa nolak? TEGA NIAN KAU ABANG!!!?

Sejak tiba di kompleks GRUP 1 KOPASSUS di Serang, Banten, tempat kami menginap dan sebagian kegiatan diadakan, saya mulai berkenalan dengan beberapa abang dan adik yang sebelumnya gak pernah ketemu.

Kegiatan BN yang terdiri dari tiga kegiatan ini (Bangun Nunsantara, Inspirasi Nusantara, dan Sehat Nusantara) menyatukan, gak hanya alumni TN yang berprofesi sebagai dokter, tapi juga dari profesi yang lain, medis maupun non medis, serta personil non-TN. Semuanya terbalut dalam rompi coklat yang sama. Gak ada sekat!

Kegiatan Sehat Nusantara itu cukup banyak, mulai dari operasi katarak, operasi bibir sumbing, sunatan massal, donor darah, penyuluhan kesmas, dan sebagainya. Jauh bervariasi dari kegiatan dua tahun yang lalu.

Kalau Bangun Nusantara, kegiatan intinya adalah renovasi Madrasah Ibtidaiyah Nuruttaqwa di Desa Pasir Panjang, Pandeglang, yang sudah dimulai sejak enam minggu sebelum kedatangan saya. Saya sempat bolak-balik ke sini sampai dua kali, dan merasakan terguncang-guncang hebat di atas kendaraan sepanjang 10 km terakhir karena jalannya yang masih belum rata. Alhasil, saat sampai di depan sekolah, saya mabuk ??. Apalagi disambut tanah becek dan lumpur di mana-mana. Lengkaplah penderitaan.? Tapi malu dong keliatan pucat pasi di depan DANDIM Serang Bang Harry Poernomo, yang sekaligus abang TN 3. Terlebih penderitaan saya gak ada apa-apanya dibanding para pekerja dan relawan, yang hanya menginap di tenda-tenda yang sebagiannya hampir roboh akibat terjangan hujan angin, giat dalam memberikan sentuhan akhir pada bangunan sekolah.

Pada hari selanjutnya, saya kembali ke Pasir Panjang. Untungnya saya numpang truk jadi bebas mabuk! Pada hari inilah saya seharunya ngasih penyuluhan dari rumah ke rumah. Tapi gara-gara miskom, akhirnya banyak penduduk udah ngantre pengobatan massal dari pagi, padahal RS lapangan rencananya dimulai siang hari! Karena itulah saya ditarik ke RS lapangan. Pada sore harinya, saya ikut menyaksikan peresmian Madrasah yang dihadiri oleh beberapa pejabat mulai dari perwakilan PGRI, bupati Pandeglang, sampai DAN GRUP 1 KOPASSUS Bang Lucky Avianto TN 1.?

Terlepas dari berbagai kegiatan yang saya ikuti, saya lebih ngerasa kalau BN adalah ajang reuni sekaligus silaturahmi. Di sini saya ketemu teman-teman seangkatan saya yang udah sembilan belas tahun gak ketemu kayak I Gede Agus Sastrawan & Ahmad Prasetianto Utomo (TN 7). Selain itu, saya juga ketemu ‘teman-teman’ baru. Saya ngerasa jadi lebih mengenal, misalnya, adik Ratu Agung Bagus Gandhi (TN 8) sewaktu nebeng mobilnya ke Pasir Panjang, atau Abdi Rabbani (TN 20) waktu kita lari bareng muterin GRUP 1 KOPASSUS. Gak cuma itu, supir truk yang saya tumpangi pun, Pak Teguh juga namanya, sepanjang jalan bercerita tentang pengalamannya selama dua puluhan tahun di KOPASSUS, termasuk operasi GAM?. Kalo gak acara begini, kapan lagi?

Kalo ingat dua tahun yang lalu saya sempet ngerasa malu karena merasa gak ada kontribusi. Tahun ini saya malah ngerasa malu karena sempet berpikiran gak bisa bantu apa-apa. Ternyata saya salah. Beberapa adik yang masih berstatus mahasiswa di fakultas yang sekilas kayak gak nyambung aja juga ternyata bisa membantu. Coba kalo saya nolak ajakan Teguh, penyuka duren yang memiliki wajah & optimisme bak remaja ini?, pasti saya akan nyesel tujuh turunan kalo ngeliat video kegiatan ini jadi di tahun depan.?

Juga kapan lagi saya bisa bebas lari-lari cantik dan foto sepuas-puasnya di GRUP 1 KOPASSUS bareng abang-abang berbaret merah yang kece-kece???? Kalo saya sih, hanya sanggup berkancut merah.???

#BAKTINUSANTARA
#BAKTINUSANTARA2018

Credit : Ardhi Syaifuddin (TN 7) & Teguh Dwi Nugroho (TN 10)
https://www.facebook.com/SMA.Taruna.Nusantara/posts/2032915650085135

‘Semoga Tuhan memberkati sumpah dan janjimu’

Scroll to Top